Senin, 15 Februari 2021

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI (KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1)

 

Gambar 1.

Koneksi antar materi modul Pendidikan Guru Penggerak (PGP)


        A.      Koneksi Antar Materi

Berdasarkan gambar 1 terkait koneksi antar materi dapat dijelaskan sebagai berikut. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.

Salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu. Pembelajaran berdiferensiasi memiliki tiga strategi, yaitu strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Diperlukan pendidik yang dapat menerapkan pembelajaran diferensiasi tersebut dengan baik. Pendidik sejati harus memiliki nilai dan peran seorang guru penggerak, di antaranya mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada murid sehingga dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan baik. Selain itu, pendidik juga harus memiliki visi seorang guru penggerak dengan pendekatan inkuisi apresiatif melalui tahapan BAGJA. Penerapan budaya positif juga akan menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan KHD. Perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik, serta evaluasi (refleksi dan umpan balik) yang rutin terhadap pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan akan mengantarkan murid mencapai merdeka belajar yang sesungguhnya.


        B.      Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid

Sebelum seorang guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, maka yang perlu dilakukan adalah melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid. Dengan adanya profil awal tersebut, maka akan membantu guru dalam memilih strategi diferensiasi yang dibutuhkan murid di kelas tersebut. Terdapat 3 aspek kebutuhan belajar murid, yaitu kesiapan belajar, minat murid, dan profil belajar murid.

(1) Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.  

Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya kita akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat guru mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas.  Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. 


Gambar 2.

The Equalizer (Tomlinson)


(2) Minat Murid

Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dan sebagainya.  Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan di antaranya: 

  • Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar; 
  • Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran; 
  • Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan; 
  • Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid.


                (3) Profil Belajar Murid

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain. 

Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri.  Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan:

Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.

Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.

Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator).

Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).

Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on).


Berdasarkan pemaparan mengenai ketiga aspek dalam mengkategorikan kebutuhan belajar murid, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran murid diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid.


        C.      Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu. Ada tiga strategi diferensiasi yang dapat dilakukan, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Seorang guru bisa memilih salah satu strategi atau memadukan dua strategi maupun menggunakan ketiganya tergantung dari hasil pemetaan kebutuhan peserta didik serta kondisi sekolah.

Seorang guru hendaknya melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan 3 aspek, yaitu kesiapan belajar, minat murid, dan profil belajar murid. Selain itu ada tiga strategi berdiferensiasi yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu (1) diferensiasi konten; (2) diferensiasi proses; dan (3) diferensiasi produk.  

Jika mendiferensiasikan konten berdasarkan kesiapan belajar murid maka bisa merujuk pada The Equalizer (Tomlinson). Dari Foundational menuju transformational atau dari concrete menuju abstract. Jika mendiferensiasikan konten berdasarkan minat murid dan profil belajar murid, maka sebaiknya guru menyiapkan berbagai sumber belajar yang disukai murid dan sesuai dengan gaya belajar mereka. Setelah melakukan pemetaan, yang harus dipikirkan bagaimana cara melakukan diferensiasi proses. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara (1) kegiatan berjenjang; (2) pertanyaan pemandu/tantangan; (3) membuat agenda individual untuk murid; (4) memvariasikan lama waktu menyelesaikan tugas; (5) mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam gaya belajar; dan (6) menggunakan pengelompokan yang fleksibel. Bagaimana cara mendiferensiasikan produk? (1) memberikan tantangan dan keragaman dan (2) memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Berikut ini akan disajikan sebuah diagram frayer tentang pembelajaran diferensiasi sehingga dapat memudahkan guru untuk memahami dengan cepat maksud dan tujuan dari diterapkannya pembelajaran berdiferensiasi. 

 Gambar 3. 
Diagram frayer pembelajaran berdiferensiasi

        

        Demikian pemaparan tentang koneksi antar materi, pemetaan kebutuhan murid, dan pembelajaran berdiferensiasi. Semoga pemaparan yang disajikan dapat menambah wawasan dan dapat diterapkan dengan baik. Mohon kritik dan saran demi perbaikan artikel ini. 

           

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

2. Ditjen GTK Kemendikbud

3. Fasilitator Bapak Yuli Cahyono (Pak Yoel) dari P4TK PENJASBK yang selalu sabar membimbing saya.

4. Pendamping saya dalam PGP, Bapak I Gede Eka Saputra yang selalu sabar mendampingi.

5. Teman-teman kelompok 1 di kelas A yang selalu berbagi ilmu.

6. Kepala SMP Negeri 3 Denpasar atas segala dukungan yang diberikan.

7. Rekan sejawat yang selalu memotivasi.

8. Keluarga tercinta atas toleransi, kerja sama, dan motivasi yang diberikan.