Gambar 1. Koneksi Antar Materi
Setiap manusia memiliki harapan. Setiap insan memiliki kesempatan. Setiap orang memiliki kemampuan dengan kata lain setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Setiap mimpi yang ingin diwujudkan memerlukan berbagai cara yang memungkinkan. Angan-angan untuk mengubah suatu keadaan. Tak pelak angan-angan tersebut terhempaskan begitu saja karena kesalahan dalam mengambil suatu tindakan yang tidak berlandaskan kesempatan dan kemampuan.
Seperti itulah kiranya gambaran
sebuah visi. Visi akan bisa terwujud ketika si pemilik visi bisa menganalisis
kemampuan dan mengetahui kesempatan yang dimiliki dalam mewujudkannya. Visi merupakan
serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau nilai inti sebuah
keinginan sekelompok orang atau secara pribadi dengan pandangan yang jauh ke
masa depan demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.
Seorang
guru penggerak harus memiliki visi yang jelas demi kemajuan Pendidikan. Peran
seorang guru penggerak adalah untuk menjadi agen transformasi Pendidikan Indonesia.
Visi tersebut bisa terwujud jika seorang guru penggerak memahami betul konsep
manajemen perubahan yang diperlukan. Salah satu pendekatan manajemen perubahan
yang bisa dijadikan pedoman adalah pendekatan INKUIRI APRESIATIF (IA) dengan
tahapan BAGJA. Berikut akan disajikan ulasan lebih rinci terkait IA dan BAGJA.
Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA)
IA
pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider dengan menggunakan
prinsip-prinsip psikologi positif. IA merupakan pendekatan manajemen perubahan yang
kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA dapat membantu membebaskan potensi
inovatif dan kreativitas serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat
dilakukan oleh proses managemen perubahan yang biasa. Di sekolah, pendekatan IA
dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah,
mencari cara agar bagaimana hal tersebut dapat menyelaraskan hal positif atau
kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas
sekolah. Pendapat Cooperider sejalan dengan Peter Drucker (seorang Begawan dalam
dunia kepemimpinan dan manajemen) bahwa perlu mengupayakan agar kelemahan suatu
sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan karena semua aspek dalam
organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan dengan satu tujuan, yaitu mengatasi
kelemahan.
Tahapan BAGJA
Istilah
BAGJA merupakan adaptasi dari buah karya Noble & McGrath pada tahun 2016.
Dalam Bahasa Sunda BAGJA berarti BAHAGIA. BAGJA merupakan sebuah akronim dari
suatu model manajemen perubahan yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif
(IA) berbasis kekuatan. Gambar 2 berikut menyajikan tentang arti masing-masing
huruf dalam akronim BAGJA.
Gambar 2. Siklus pada tahapan BAGJA
Berikut ini akan disajikan sebuah tabel yang akan memudahkan
dalam menerapkan tahapan BAGJA dalam ekosistem sekolah.
Tabel 1. Rincian bantuan yang
bisa dijadikan pegangan untuk mengimplementasikan tahapan BAGJA
HURUF |
ARTI |
KEGIATAN |
PERTANYAAN PEMANDU |
B |
Buat Pertanyaan |
Menentukan Arah Penelusuran |
1.
Bagaimana
meningkatkan pencapaian murid di semua tingkatan kelas? 2.
Bagaimana membiasakan
penumbuhan karakter yang baik di sekolah secara hemat biaya? 3.
Bagaimana meningkatkan
keterlibatan murid dengan cara dan ragam yang berbeda? |
A |
Ambil Pelajaran |
Menuntun Pengambilan Pelajaran |
Ø Pada langkah ini fokuskan pada satu pertanyaan utama yang
merupakan hasil kesepakatan bersama. Ø Pengalaman positif dari individu/kelompok/komunitas di ambil
pelajaran untuk menjawab pertanyaan dibagian ini. Ø Misalnya di B “Buat Pertanyaan Utama” dipilih soal nomor 1 hasil kesepakatan bersama, maka pertanyaan lanjutan sebagai pemandu adalah sebagai berikut. 1. Apa kontribusi yang telah dilakukan dan berjalan dengan baik? Mengapa? 2. Kebijakan apa yang selama ini mendukung? 3. Siapa saja yang terlibat untuk mendukung? 4. Kekuatan/keahlian apa yang kita gunakan selama ini untuk membantu? |
G |
Gali Mimpi |
Menyusun Narasi Keadaan Ideal |
1.
Seperti apa
orang-orang yang terlibat di dalamnya terlihat, bertindak, berpikir, dan
merasa? 2.
Bagaimana penampakan
lingkungannya secara fisik? 3.
Apakah
kebiasaan-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi? 4.
Sumber daya apa yang
kita bayangkan akan tersedia? |
J |
Jabarkan Rencana |
Mengidentifikasi Tindakan yang Diperlukan
(Mengambil Keputusan) |
1.
Siapa yang akan
melakukan apa, bagaimana, dan kapan? 2.
Bagaimana mengukur
kemajuan dan melanjutkan langkah? 3.
Bagaimana agar setiap
orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan
berkontribusi membantu terwujudnya perubahan? 4.
Apa langkah-langkah
kecil (baik berurutan/simultan) yang diperlukan? 5.
Apa satu langkah
besar (inovatif, berani, terobosan) yang dapat dilakukan untuk memperbesar
terwujudnya perubahan? |
A |
Atur Eksekusi |
Membantu transformasi rencana menjadi nyata |
1.
Siapa yang akan
terlibat untuk mewujudkan rencana? 2.
Bagaimana mereka
mengomunikasikan dan melaporkan kemajuan? Kepada siapa? 3.
Siapa yang
bertanggung jawab? Siapa yang segera akan menindaklanjuti/memberikan umpan
balik suatu laporan? 4.
Siapa yang akan
memonitor batas waktu? |
Berdasarkan
tabel bantu tersebut diharapkan dapat mempermudah guru penggerak dalam merealisasikan
visinya berdasarkan pendekatan IA dengan menggunakan tahapan BAGJA.
Lalu bagaimana hubungan VISI, IA, BAGJA dengan peserta didik yang menjadi pusat perhatian dalam Pendidikan?
Berdasarkan gambar 1 tentang peta konsep koneksi antar materi dapat dijelaskan sebagai berikut. Visi
(harapan/mimpi) yang berlandaskan pendekatan Inkuri Apresiatif melalui tahapan
BAGJA diharapkan mampu mencetak murid dengan profil pelajar Pancasila. Setiap
murid memiliki kodratnya masing-masing baik kodrat alam maupun kodrat zamannya.
Kedua kodrat tersebut tidak dapat diubah yang dapat diubah hanyalah budi
pekerti. Budi, yaitu cipta, rasa, karsa yang meliputi bathin sang anak
sedangkan pekerti, yaitu raga/tenaga, upaya, tindakan yang meliputi lahir sang
anak. Melalui tahapan BAGJA diharapkan juga dapat memerdekakan sang anak dalam
mengembangkan minat dan bakatnya serta memberikan ruang gerak yang
seluas-luasnya bagi sang anak untuk meraih mimpinya. Dengan melakukan analisis
melalui tahapan BAGJA pula diharapkan bisa menyediakan lingkungan belajar agar
murid dapat mendalami keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pencapaian
tujuan akademik dan non-akademik mereka. Selain itu, dapat melatih murid untuk
menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya.
Demikian
koneksi antar materi dalam modul 1.3 terkait visi guru penggerak. Kurang
lebihnya mohon maaf. Mohon perkenan bapak/ibu untuk meninggalkan komentar demi
perbaikan menulis artikel ke depannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
Special Thanks to my "Fasilitator" Mr. Yuli Cahyono 💖 atas segala bimbingan dan motivasi yang diberikan. Selalu bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan untuk menuntun saya. Terima kasih juga untuk pendamping Mr. I Gede Eka Saputra 💗 yang sangat sabar dalam menemani langkah saya selama pendidikan guru penggerak di modul 1.3. Semoga sehat selalu