Jumat, 27 November 2020

VISI GURU PENGGERAK (KONEKSI ANTAR MATERI)

 

Gambar 1. Koneksi Antar Materi

Setiap manusia memiliki harapan. Setiap insan memiliki kesempatan. Setiap orang memiliki kemampuan dengan kata lain setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Setiap mimpi yang ingin diwujudkan memerlukan berbagai cara yang memungkinkan. Angan-angan untuk mengubah suatu keadaan. Tak pelak angan-angan tersebut terhempaskan begitu saja karena kesalahan dalam mengambil suatu tindakan yang tidak berlandaskan kesempatan dan kemampuan.

Seperti itulah kiranya gambaran sebuah visi. Visi akan bisa terwujud ketika si pemilik visi bisa menganalisis kemampuan dan mengetahui kesempatan yang dimiliki dalam mewujudkannya. Visi merupakan serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau nilai inti sebuah keinginan sekelompok orang atau secara pribadi dengan pandangan yang jauh ke masa depan demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Seorang guru penggerak harus memiliki visi yang jelas demi kemajuan Pendidikan. Peran seorang guru penggerak adalah untuk menjadi agen transformasi Pendidikan Indonesia. Visi tersebut bisa terwujud jika seorang guru penggerak memahami betul konsep manajemen perubahan yang diperlukan. Salah satu pendekatan manajemen perubahan yang bisa dijadikan pedoman adalah pendekatan INKUIRI APRESIATIF (IA) dengan tahapan BAGJA. Berikut akan disajikan ulasan lebih rinci terkait IA dan BAGJA.

 

Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA)

IA pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi positif. IA merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses managemen perubahan yang biasa. Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara agar bagaimana hal tersebut dapat menyelaraskan hal positif atau kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas sekolah. Pendapat Cooperider sejalan dengan Peter Drucker (seorang Begawan dalam dunia kepemimpinan dan manajemen) bahwa perlu mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan dengan satu tujuan, yaitu mengatasi kelemahan.

 

Tahapan BAGJA

Istilah BAGJA merupakan adaptasi dari buah karya Noble & McGrath pada tahun 2016. Dalam Bahasa Sunda BAGJA berarti BAHAGIA. BAGJA merupakan sebuah akronim dari suatu model manajemen perubahan yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif (IA) berbasis kekuatan. Gambar 2 berikut menyajikan tentang arti masing-masing huruf dalam akronim BAGJA.

 

Gambar 2. Siklus pada tahapan BAGJA

 

Berikut ini akan disajikan sebuah tabel yang akan memudahkan dalam menerapkan tahapan BAGJA dalam ekosistem sekolah.

Tabel 1. Rincian bantuan yang bisa dijadikan pegangan untuk mengimplementasikan tahapan BAGJA

HURUF

ARTI

KEGIATAN

PERTANYAAN PEMANDU

B

Buat Pertanyaan

Menentukan Arah Penelusuran

1.      Bagaimana meningkatkan pencapaian murid di semua tingkatan kelas?

2.      Bagaimana membiasakan penumbuhan karakter yang baik di sekolah secara hemat biaya?

3.      Bagaimana meningkatkan keterlibatan murid dengan cara dan ragam yang berbeda?

A

Ambil Pelajaran

Menuntun Pengambilan Pelajaran

Ø  Pada langkah ini fokuskan pada satu pertanyaan utama yang merupakan hasil kesepakatan bersama.

Ø  Pengalaman positif dari individu/kelompok/komunitas di ambil pelajaran untuk menjawab pertanyaan dibagian ini.

Ø  Misalnya di B “Buat Pertanyaan Utama” dipilih soal nomor 1 hasil kesepakatan bersama, maka pertanyaan lanjutan sebagai pemandu adalah sebagai berikut.

1.   Apa kontribusi yang telah dilakukan dan berjalan dengan baik? Mengapa?

2.   Kebijakan apa yang selama ini mendukung?

3.   Siapa saja yang terlibat untuk mendukung?

4.   Kekuatan/keahlian apa yang kita gunakan selama ini untuk membantu?

G

Gali Mimpi

Menyusun Narasi Keadaan Ideal

1.      Seperti apa orang-orang yang terlibat di dalamnya terlihat, bertindak, berpikir, dan merasa?

2.      Bagaimana penampakan lingkungannya secara fisik?

3.      Apakah kebiasaan-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi?

4.      Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia?

J

Jabarkan Rencana

Mengidentifikasi Tindakan yang Diperlukan (Mengambil Keputusan)

1.      Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana, dan kapan?

2.      Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?

3.      Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan berkontribusi membantu terwujudnya perubahan?

4.      Apa langkah-langkah kecil (baik berurutan/simultan) yang diperlukan?

5.      Apa satu langkah besar (inovatif, berani, terobosan) yang dapat dilakukan untuk memperbesar terwujudnya perubahan?

A

Atur Eksekusi

Membantu transformasi rencana menjadi nyata

1.      Siapa yang akan terlibat untuk mewujudkan rencana?

2.      Bagaimana mereka mengomunikasikan dan melaporkan kemajuan? Kepada siapa?

3.      Siapa yang bertanggung jawab? Siapa yang segera akan menindaklanjuti/memberikan umpan balik suatu laporan?

4.      Siapa yang akan memonitor batas waktu?

 

Berdasarkan tabel bantu tersebut diharapkan dapat mempermudah guru penggerak dalam merealisasikan visinya berdasarkan pendekatan IA dengan menggunakan tahapan BAGJA.

 

Lalu bagaimana hubungan VISI, IA, BAGJA dengan peserta didik yang menjadi pusat perhatian dalam Pendidikan?

Berdasarkan gambar 1 tentang peta konsep koneksi antar materi dapat dijelaskan sebagai berikut. Visi (harapan/mimpi) yang berlandaskan pendekatan Inkuri Apresiatif melalui tahapan BAGJA diharapkan mampu mencetak murid dengan profil pelajar Pancasila. Setiap murid memiliki kodratnya masing-masing baik kodrat alam maupun kodrat zamannya. Kedua kodrat tersebut tidak dapat diubah yang dapat diubah hanyalah budi pekerti. Budi, yaitu cipta, rasa, karsa yang meliputi bathin sang anak sedangkan pekerti, yaitu raga/tenaga, upaya, tindakan yang meliputi lahir sang anak. Melalui tahapan BAGJA diharapkan juga dapat memerdekakan sang anak dalam mengembangkan minat dan bakatnya serta memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya bagi sang anak untuk meraih mimpinya. Dengan melakukan analisis melalui tahapan BAGJA pula diharapkan bisa menyediakan lingkungan belajar agar murid dapat mendalami keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non-akademik mereka. Selain itu, dapat melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

 

Demikian koneksi antar materi dalam modul 1.3 terkait visi guru penggerak. Kurang lebihnya mohon maaf. Mohon perkenan bapak/ibu untuk meninggalkan komentar demi perbaikan menulis artikel ke depannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Special Thanks to my "Fasilitator" Mr. Yuli Cahyono 💖 atas segala bimbingan dan motivasi yang diberikan. Selalu bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan untuk menuntun saya. Terima kasih juga untuk pendamping  Mr. I Gede Eka Saputra 💗 yang sangat sabar dalam menemani langkah saya selama pendidikan guru penggerak di modul 1.3. Semoga sehat selalu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar