Kamis, 10 Desember 2020

ELABORASI PEMAHAMAN - MENERAPKAN PRINSIP BUDAYA POSITIF (CGP_Putu Sri Utami Dewi)



REFLEKSI :

1.      Materi apa saja yang Anda sangat pahami dari modul ini? Tuliskan!

Jawab : materi yang sangat saya pahami yaitu tentang filosofi disiplin positif baik dari pengertian, dari tujuan, maupun dari kriteria utama disiplin positif.

 

2.       Materi mana yang masih membingungkan bagi Anda? Tuliskan!

Jawab : hampir tidak ada materi yang masih membuat saya bingung. Semoga dengan ilmu yang diberikan bisa membawa saya ke jalan yang lebih baik dalam mewujudkan merdeka belajar sehingga terbentuk generasi emas harapan bangsa.

 

3.    Perubahan apa yang dirasakan Bapak/Ibu dan juga murid selama mempraktikkan budaya positif sekolah?

Jawab : perubahan yang saya rasakan adalah kemampuan dalam mengendalikan diri untuk menahan emosi ketika mereka melanggar suatu kesepakatan. Saya akan gali terus informasi kenapa murid tersebut melanggar dan bersama-sama dengan murid mencari solusi alternatif sehingga hal tersebut tidak terulang kembali. Murid merasa bahwa guru bisa dijadikan partner dalam penyelesaian masalah maupun kendala yang mereka hadapi baik masalah pelajaran, rekan lain, maupun keluarga.

 

4.    Adakah kesulitan ketika mencoba membangun budaya positif di kelas? Jika ada, apa saja kesulitannya?

Jawab : pada awalnya akan sulit untuk membangun sebuah komitmen bersama untuk mewujudkan budaya positif di kelas. Murid seolah-olah sudah terbiasa menghadapi sistem hukuman sehingga membuat mereka jarang berani mengemukakan pendapatnya. Tentu hal tersebut akan menyulitkan untuk menjalin komunikasi dalam mendiskusikan impian maupun harapan mereka ke depannya.

 

5.     Tantangan apa saja yang dialami ketika menerapkan Budaya Positif di kelas?

Jawab : masih sulit untuk mengubah mindset guru terutama guru senior dalam mengubah sistem hukuman menjadi sistem disiplin positif. Terkadang juga orang tua tidak seiya dan sekata dengan sekolah. Di sekolah sudah menerapkan budaya positif, tetapi orang tua masih belum mendukung dengan baik.

 

6.    Strategi baru apa saja yang dapat dilakukan untuk menerapkan budaya positif di sekolah Anda dengan memanfaatkan berbagai sumber yang dimiliki?

Jawab : strategi yang pertama adalah komunikasi. Apapun kegiatan yang dilakukan tanpa komunikasi yang baik tidak akan memberikan dampak positif. Strategi kedua adalah kolaborasi yang baik. Strategi utama adalah keteladanan dan konsistensi.


KASUS :

“Anda adalah guru penggerak yang sudah membangun Budaya Positif di kelas. Hal ini dapat dilihat dari perubahan interaksi antara guru dan murid yang melibatkan dan memahami kebutuhan murid. Guru yang menerapkan kesepakatan kelas dan menggunakan kalimat positif dalam berinteraksi dengan murid, sehingga murid tumbuh menjadi pribadi yang kritis dan mandiri. Akan tetapi, di kelas lain masih ada guru yang memakai hukuman kepada murid agar murid patuh terhadap perintah gurunya, sehingga murid cenderung pasif dan tidak berani mengemukakan pendapat. Anda menjadi resah dan ingin mengajak guru tersebut untuk menerapkan Budaya Positif di kelas. Bagaimana cara yang efektif untuk mengajak guru tersebut untuk menerapkan Budaya Positif di kelasnya?”


SOLUSI :

Bukanlah perkara yang mudah untuk mengajak orang untuk mengikuti kita. Namun, asalkan ada tekad yang kuat kita pasti bisa melalui rintangan dan tantangan yang menjadi penghambat dalam menuju kebaikan. Sebelum mengajak guru menerapkan budaya positif, saya harus mengetahui latar belakang kehidupan dan pendidikan guru tersebut. Siapa tahu Beliau sedang ada masalah di rumah atau Beliau terbiasa menerima hukuman saat masih kecil. Jadi diperlukan dialog yang mendalam secara face to face dari hati ke hati. Diperlukan juga keterampilan dalam berkomunikasi supaya tidak menyinggung perasaan guru tersebut. Selanjutnya saya akan memberikan gambaran tentang efek samping dari memberi hukuman dan perbandingan efek samping tersebut apabila menerapkan disiplin positif. Saya akan mengajak guru tersebut untuk mengunjungi kelas saya untuk melihat kesepakatan kelas yang sudah dibuat. Kemudian saya akan mempersilahkan guru tersebut untuk berdiskusi dengan murid saya untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka ketika hukuman dihapuskan dan diganti dengan penerapan disiplin positif. Jika guru tersebut mendengar secara langsung dari murid yang merasakan dampaknya, mungkin akan terketuk hatinya untuk megubah mindset dalam menghapus sistem hukuman di kelasnya. Tidak ada sesuatu yang instant, setiap langkah memerlukan sebuah proses. Selama tetap bergandengan tangan untuk berkolaborasi dan menjaga komunikasi, niscaya akan tampak secercah cahaya keberhasilan. Salam dan Bahagia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar