Pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya (dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara seri 1 pendidikan
halaman 20). Berdasarkan kutipan tersebut mengisyaratkan kita sebagai guru
perlu membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar
menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tetapi berdampak pada
masyarakat.
Besarnya pengaruh Pendidikan
dalam masa depan anak tidak bisa disangsikan lagi. Diperlukan pondasi yang kuat
demi terwujudnya karakter yang baik sehingga membawa dampak baik pula bagi
kehidupan bermasyarakat. Adapun dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)
yang berkaitan dengan filosofi Pendidikan yang harus dijadikan pedoman di
antaranya kodrat anak, kodrat zaman, dan budi pekerti. Kodrat Anak : Pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya kekuatan
kodrat anak agar dapat memperbaiki laku hidupnya dan tumbuh kekuatan kodrat
anak. Kodrat Zaman : Melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan
dengan kodrat zaman dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Budi
Pekerti : Watak merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan, dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.
Demi terwujudnya pemikiran KHD diperlukan seorang guru yang memiliki nilai Mandiri, Kolaboratif, Reflektif, Inovatif, dan Berpihak pada Murid. Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk menjadi bekal dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, bermakna, dan lahirnya murid dengan profil pelajar Pancasila. Contoh konkret dalam penerapan nilai-nilai tersebut adalah :
- MANDIRI : Melaksanakan tanggungjawab sebagai pendidik dengan mengembangkan kreatifitas yang dimiliki.
- KOLABORASI : Menerapkan model pembelajaran kolaboratif saat pembelajaran sehingga terbangun kecerdasan dalam berkomunikasi antarsesama.
- REFLEKTIF : Selalu mengadakan refleksi di setiap akhir pembelajaran.
- INOVATIF : menyajikan suatu tantangan dan batasan dalam kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik akan berusaha mencari solusi alternatif.
- BERPIHAK PADA MURID : Memberikan kesempatan untuk berdiskusi, mengenali karakter murid lebih awal sebelum kegiatan pembelajaran, guru menjadi fasilitator dan mediator.
Dengan berbekal
nilai tersebut, maka seorang guru bisa mewujudkan harapan Pendidikan seperti
yang tercantum di atas, yaitu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Selain
pemahaman terhadap dasar-dasar pemikiran KHD dan berbekal nilai-nilai seorang
guru penggerak, diperlukan juga membuat sebuah visi dengan melibatkan para
pemangku kepentingan. Seorang
guru penggerak harus memiliki visi yang jelas demi kemajuan Pendidikan. Peran
seorang guru penggerak adalah untuk menjadi agen transformasi Pendidikan
Indonesia. Visi tersebut bisa terwujud jika seorang guru penggerak memahami
betul konsep manajemen perubahan yang diperlukan. Salah satu pendekatan manajemen
perubahan yang bisa dijadikan pedoman adalah pendekatan INKUIRI APRESIATIF (IA)
dengan tahapan BAGJA. BAGJA merupakan sebuah akronim dari suatu model manajemen
perubahan yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif (IA) berbasis kekuatan.
Tahapan BAGJA, yaitu : Buat Pertanyaan
Utama, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi. Dengan
melakukan analisis melalui tahapan BAGJA diharapkan bisa menyediakan lingkungan
belajar agar murid dapat mendalami keterampilan yang dibutuhkan dalam proses
pencapaian tujuan akademik dan non-akademik mereka. Selain itu, dapat melatih
murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan
lingkungan di sekitarnya.
Apakah cukup hanya berbekal memahami materi di atas saja? Tentu tidak! Masih ada satu materi lagi yang memiliki hubungan erat dalam mewujudkan Pendidikan yang dapat memberikan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Materi tersebut adalah budaya positif berbasis disiplin positif bukan berbasis hukuman. Disiplin merujuk pada praktik mengajar atau melatih seseorang untuk mematuhi peraturan atau perilaku dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sementara hukuman dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku murid, disiplin dimaksudkan untuk mengembangkan perilaku para murid tersebut serta mengajarkan murid tentang kontrol dan kepercayaan diri dengan berfokus pada apa yang mampu mereka pelajari. Tujuan akhir dari disiplin adalah agar murid dapat memahami perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif, menjadi bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan menghargai diri mereka sendiri serta menghargai orang lain.
Disiplin
sebaiknya merupakan hal-hal berikut ini, yaitu :
- Fokus
dalam mengoreksi dan mendidik
- Mendorong
tanggung jawab dan disiplin diri
- Jangan
pernah merusak atau membahayakan martabat pelajar maupun pendidik
Disiplin positif bukanlah :
- Membiarkan
peserta didik melakukan apa pun yang mereka inginkan
- Tentang
tidak memiliki aturan, batasan atau harapan
- Tentang
reaksi jangka pendek
- Hukuman
alternatif untuk menampar, memukul atau mempermalukan.
Disiplin positif bisa diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan pembuatan kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas
terutama pada saat awal semester baru, saat ada murid yang melakukan hal yang
tidak sesuai kesepakatan, sebelum menjalankan aktivitas baru, serta ketika awal
masuk sekolah setelah libur panjang. Adapun panduan dalam menyusun kesepakatan
kelas adalah sebagai berikut.
- Tanya pendapat
murid (Murid akan merasa
dibutuhkan dan dianggap ketika guru melibatkan mereka dari awal kegiatan).
- Tanyakan ide dari murid untuk mencapai kelas
impian (Murid akan merasa
dilibatkan dalam mengatur kelas. Ini lebih efektif daripada menyampaikan hal
apa saja yang dilarang atau tidak boleh dilakukan).
- Ambil kesimpulan dari ide murid (Perjelas kesepakatan kelas melalui kegiatan
diskusi untuk mendapatkan umpan balik dari murid).
- Ubah ide menjadi kesepakatan kelas (Buatlah poster yang berisikan kesepakatan
kelas yang disetujui di akhir kegiatan diskusi. Hindari penggunaan kata jangan
dan dilarang. Sebaiknya menggunakan kata yang positif sebagai panduan tingkah
laku).
- Tanda tangani kontrak kesepakatan kelas (Guru bersama murid menandatangani poster yang
dibuat. Untuk murid PAUD bisa menggunakan cap tangan).
- Lihat bersama poster kontrak kesepakatan (Lakukan refleksi secara rutin terkait kontrak
kesepakatan kelas yang sudah disusun. Tanyakan pada murid terkait perkembangan
atau apa perlu direvisi. Apabila ada yang melanggar kesepakatan baik guru
maupun murid diperlukan tindakan berupa disiplin positif).
Catatan
: Kesepakatan kelas
tidak perlu terlalu banyak sehingga mudah dipahami dan mudah untuk dilakukan.
Semoga dengan membuat kesepakatan kelas dapat
mewujudkan budaya postif di sekolah serta dapat meningkatkan hubungan antara
guru dan murid. Hubungan guru dan murid adalah faktor penting dalam membangun
budaya sekolah yang baik.
Budaya
positif di sekolah tidak dapat berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar
yang baik diperlukan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan. Penerapan
budaya positif sangat diperlukan dalam aktivitas belajar mengajar
sehari-hari. Ada nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, nilai moral,
nilai sosial, peningkatan kepercayaan diri, saling menghargai dan bertoleransi.
Semua nilai tersebut sangat berkaitan dalam penerapan budaya positif di
sekolah. Demi mewujudkan budaya positif di sekolah diperlukan landasan
pemikiran KHD tentang Pendidikan dan pengajaran, kodrat anak dan kodrat zaman,
budi pekerti, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak melalui
pendekatan inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA. Semua itu saling mendukung
satu sama lainnya. Seorang guru penggerak diharapkan mampu menularkan kebiasaan
baik kepada guru lain dalam membangun budaya positif di sekolah melalui
role model maupun keteladanan. Menumbuhkan budaya positif di kelas menjadi
budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah dapat dilakukan dengan langkah
kecil dari sebuah kelas melalui kesepakatan kelas kemudian diimbaskan ke dalam
satu tingkatan kelas dilanjutkan pengimbasan ke semua tingkatan kelas sehingga
menjadi budaya positif sekolah.
Tuntas sudah modul 1 dalam Pendidikan Guru Penggerak.
Modul 1 memiliki 4 sub modul yang merupakan pegangan bagi seorang guru
penggerak dalam mewujudkan merdeka belajar. Tidak ada sesuatu yang mudah,
semuanya memerlukan sebuah proses. Proses yang baik akan mewujudkan impian yang
diinginkan. Impian bersama dalam dunia Pendidikan saat ini adalah melahirkan
murid dengan profil pelajar Pancasila.
Demikian koneksi antar materi dalam modul 1 baik
refleksi pemikiran KHD, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak
maupun pengantar budaya positif. Kurang lebihnya mohon maaf. Mohon perkenan
bapak/ibu untuk meninggalkan komentar demi perbaikan menulis artikel ke depannya.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Pada kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
2. Ditjen GTK Kemendikbud
3. Fasilitator Bapak Yuli Cahyono dari P4TK
PENJASBK yang selalu membimbing saya.
4. Pendamping saya dalam PGP,
Bapak I Gede Eka Saputra yang selalu sabar mendampingi.
5. Teman-teman kelompok 1 di kelas
A yang selalu berbagi ilmu.
6. Kepala SMP Negeri 3 Denpasar
atas segala dukungan yang diberikan.
7. Rekan sejawat yang selalu
memotivasi.
8. Keluarga tercinta atas
toleransi, kerja sama, dan motivasi yang diberikan.
terima kasih menambah perbendaharaan ilmu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih uraiannya.
BalasHapusTerimakasih atas bacaan yg diberikan. Jadi bisa menambah ilmu saya tentang pendidikan dan mendidik siswa dengan benar
BalasHapusTerimakasih untuk Pemaparan yang sangat baik, dari bacaan ini saya belajar kembali langkah-langkah yang bisa saya lakukan dalam membuat kesepakatan kelas dan juga saya belajar hal baru mengenai pendekatan BAGJA, sehingga bisa saya
BalasHapusterapkan nanti di dalm kelas.
Terimakasih penyampaianya. Sehingga menambah wawasan
BalasHapusTerimakasih Bu Utami, uraian yang sangat menginspirasi kita sebagai seorang guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang lebih baik lagi. Saya tunggu karya2 selanjutnya.
BalasHapusSangat menambah ilmu pengetahuan
BalasHapusTrimakasi tiang ucapkan kepada penulis. Setelah membaca artikelnya tiabg merasa termotivasi untuk kedepannya untuk memperhatikan konsep yang harus kita perhatikan sebagai pendidik lanjut.
BalasHapusSalam merdeka belajar!! Tulisan yang luar biasa menambah wawasan sy dalam memahami bagaimana menumbuhkan budaya positif dikelas.
BalasHapusTerimakasih atas ilmu yg diberikan, semoga dpt bermanfaat bagi kita semua👍
BalasHapusWacana yang mengispirasi,,
BalasHapusSemoga bisa ditetapkan di dalam kelas. Semoga dengan perubahan kurikulum dan pembelajaran yg sekarang bisa menghasilkan generasi yg lebih hebat.
Uraian bacaan yang sangat bagus .
BalasHapusAda langkah .
Ada kesepakatan .
Terimakasih atas pemaparan materi tentang hukuman dan disiplin sehingga nanti dapat diterapkan dalam kelas .
BalasHapusWecana ini sangat bagus' sebagai contoh menerapkan kedisiplinan di kelas, sehingga hukuman yang diberikan jaman dulu tidak lagi diterapkan.
BalasHapusDisiplin yang diterapkan untuk anak jaman sekarang harus secara halus.
Sekali lagi terimakasih.
Terima kasih atas pemaparan bacaan yang sangat baik dan bermanfaat. Jadi saya bisa menambah ilmu tentang pendidikan.
BalasHapusPemaparannya sangat bagus karena untuk menerapkan kedisiplinan, suatu aturan harus melibatkan peran serta siswa dalam membuat keputusan bersama.
BalasHapus