Rabu, 14 April 2021

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran (K.A.M. Modul 3.1 PGP)

 


Pratap Triloka yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara selaku pendiri Perguruan Taman Siswa yang terkenal  dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang memberi dorongan.  Berdasarkan hal tersebut, maka guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Pratap triloka sangat mempengaruhi dalam pengambilan sebuah keputusan supaya dapat mengayomi lebih banyak. Seorang pemimpin (guru) harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya (murid), seorang pemimpin (guru) harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya (murid), dan seorang pemimpin (guru) harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya (murid) untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki.  

Seorang guru penggerak diharapkan memiliki nilai- nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif, dan berpihak pada murid. Perlahan nilai tersebut sudah mengendap dalam diri saya sehingga ketika harus mengambil suatu keputusan seyogyanya bisa berpihak pada murid. Terkadang pendidik mengalami dilema etika, yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Namun berpegang pada nilai dalam diri diharapkan bisa melakukan pertimbangan yang matang sebelum diputuskan. Seorang pendidik dapat memberikan tuntunan  agar murid dapat mengambil keputusan yang tepat  dan bertanggung jawab.

Coaching sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, di mana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. Coaching dianggap sebagai sebuah kegiatan yang memberdayakan. Proses inilah yang membedakan coaching dengan proses lainnya. Dalam hal ini,  dengan sesi coaching yang ditekankan pada bertanya reflektif dan mendalam, seorang coach menginspirasi coachee untuk menemukan jawaban-jawaban sendiri atas permasalahannya. Jawaban yang diberikan oleh coachee haruslah mengacu pada 9 langkah dalam pengambilan keputusan supaya bisa dipertanggungjawabkan secara moral maupun hukum.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran dituntut untuk bisa menjalankan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Selain itu, di dalam mengambil sebuah keputusan seorang pemimpin (guru) harus selalu menyelaraskan dengan visi dan misi yang telah disusun dan disepakati bersama, agar apa yang diputuskan jelas dan terarah. Utamanya dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid sehingga terwujud merdeka belajar.

Keputusan yang dibuat oleh guru tanpa memandang 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan akan berdampak pada masa depan murid. Keputusan yang tepat akan menjadikan lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Sebaliknya keputusan yang tidak tepat akan memberikan dampak negatif pada psikis murid yang akan selalu dikenangnya seumur hidupnya. 

KESIMPULAN :

Perbedaan Dilema Etika dan Bujukan Moral :
  • Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi di mana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.
  • Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi di mana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan. 

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini.

1.      Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2.      Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.      Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.      Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu. 

1.      Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2.      Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3.      Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Ada sembilan langkah pengambilan keputusan, yaitu :

1.     Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2.      Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.      Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.      Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.

5.      Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

6.      Melakukan Prinsip Resolusi.

7.      Investigasi Opsi Trilema.

8.      Buat Keputusan.

9.      Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. 

SALAM SELAMAT DAN BAHAGIA

 #GuruPenggerak

#MerdekaBelajar

#IndonesiaMaju

#BanggaMenjadiGuru

#MuridkuPenyemangatku

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

2. Ditjen GTK Kemendikbudristek RI.

3. Fasilitator Bapak Yuli Cahyono (Pak Yoel) dari P4TK PENJASBK yang selalu sabar membimbing saya.

4. Pendamping saya dalam PGP, Bapak I Gede Eka Saputra yang selalu sabar mendampingi.

5. Teman-teman kelompok 1 di kelas A yang selalu berbagi ilmu.

6. Kepala SMP Negeri 3 Denpasar atas segala dukungan yang diberikan.

7. Rekan sejawat yang selalu memotivasi.

8. Keluarga tercinta atas toleransi, kerja sama, dan motivasi yang diberikan. 


Calon Guru Penggerak Kota Denpasar

Putu Sri Utami Dewi, S.Pd., M.Pd.

SMP Negeri 3 Denpasar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar